Kamis, 07 Januari 2010

ILMUSOSIOLOGI

Sosiologi: Ilmu Berparadigma Ganda (Part 1)

bergaya-dipantaiSebagai suatu konsep, istilah paradigma (paradigm) pertama kali dikenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya The Structure of Scientific Revolution (1962). Sebagaimana diketahui Karya Thomas Kuhn menempati posisi sentral di tengah-tengah perkembangan sosiologi selama kurang lebih dua dekade terakhir ini. Kuhn menawarkan suatu cara yang bermanfaat terhadap para sosiolog dalam mempelajari disiplin ilmu mereka. Konsep paradigma yang diperkenalkan Kuhn kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs melalui bukunya Sociology of Sociology (1970).

Tujuan utama Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution itu adalah untuk menantang asumsi yang berlaku umum dikalangan ilmuwan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan. Kalangan ilmuwan pada umumnya berpendirian bahwa perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan itu terjadi secara komulatif. Pandangan demikian mendapatkan dukungan antara lain dengan melalui penerbitan buku teks yang memberikan kesan yang sama bahwa ilmu berkembang secara komulatif. Kuhn menilai pandangan demikian sebagai mitos yang harus dihilangkan. Inti tesis Kuhn adalah bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bukanlah terjadi secara komulatif tetapi terjadi secara revolusi. Ia berpendapat bahwa sementara komulatif memainkan peranan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, maka sebenarnya perubahan utama dan penting dalam ilmu pengetahuan itu terjadi sebagai akibat dari revolusi.

Kuhn melihat bahwa ilmu pengetahuan pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma tertentu. Yakni suatu pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.

Konsep paradigma yang digunakan oleh Kuhn dapat dielompokkan kedalam 3 (tiga) tipe:

  1. Paradigma Metafisik (metaphisical paradigm),
  2. Paradigma yang bersifat sosiologis (sociological paradigm),

Ekologi Manusia: Sosiologi Lingkungan?

Pantai di Desa Cigadog, Garut

Jika anda berkenalan dengan seseorang, dan kemudian orang tersebut memperkenalkan diri sebagai sosiolog lingkungan, akan terbersit dalam pikiran anda apa yang dilakukan seorang sosiolog dengan lingkungan? Sosiolog adalah seseorang yang mempelajari masyarakat, dari lingkup kelompok, komunitas, masyarakat, bangsa sampai negara, dalam konteks pedesaan, perkotaan, perbatasan, pesisir, hutan, perkebunan, tanaman pangan, Daerah Aliran Sungai (DAS), sampai industri. Apakah ia juga mempelajari lingkungan (alam)?

Sosiologi lingkungan merupakan kajian komunitas dalam arti yang sangat luas (Bell 1998). Orang, binatang, lahan dan tanaman yang tumbuh di atasnya, air, udara – semuanya memiliki hubungan kait mengait yang sangat erat. Bersama-sama mereka membentuk semacam solidaritas, yang kemudian kita sebut dengan ekologi. Seperti dalam banyak komunitas, mereka juga mengalami konflik ditengah-tengah hubungan tersebut. Sosiolog lingkungan mengkaji komunitas terluas tersebut dengan maksud untuk memahami asal usul, dan solusi yang diusulkan dari seluruh konflik sosial dan biofisik yang sangat nyata.

Masalah lingkungan tidak hanya berupa masalah teknologi dan industri, ekologi dan biologi, pengendalian polusi dan pencegahan polusi. Masalah lingkungan juga berupa masalah sosial. Masalah lingkungan adalah masalah bagi masyarakat – merupakan masalah yang mengancam pola-pola organisasi sosial yang ada dalam masyarakat. Adalah manusia yang menciptakan masalah lingkungan, dan manusia juga yang harus mencari jalan keluarnya. Berangkat dari hal inilah dibutuhkan kehadiran teori sosiologi lingkungan.

Ekologi sering digambarkan sebagai kajian tentang komunitas alam. Sementara sosiologi digambarkan sebagai kajian tentang komunitas manusia. Sosiologi lingkungan merupakan kajian keduanya secara bersama-sama, dimana bumi yang satu harus kita tinggali bersama-sama, kadang-kadang dengan rasa enggan (tidak suka), dengan manusia lain, bentuk kehidupan lain, dan batu, air, tanah dan udara yang mendukung seluruh kehidupan.

(Catatan: tulisan ini adalah kutipan sebagian dari buku Ekologi Manusia yang diterbitkan oleh Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bagi yang tertarik untuk memiliki buku ini bisa menghubungi saya dengan biaya Rp 150.000,- belum termasuk ongkos kirim. Pemesanan bisa melalui kotak komentar. Terimakasih.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar