Jumat, 19 April 2013

Kompetensi Guru Geografi


Kompetensi Guru Geografi 
Seorang guru sejati memiliki latar belakang pendidikan yang relevan, baik 
dengan peran sebagai pendidik maupun dengan mata pelajaran yang diampunya. Di 
samping memiliki tanggung jawab, dedikasi, dan loyalitas serta jiwa enterpenershif 
dalam melaksanakan tugas dan perannya. Hal ini sangat penting mengingat tugas dan 
tanggung jawab guru tidak hanya terbatas pada penguasaan bidang studi tertentu, 
tetapi harus memiliki kompetensi secara pedagogi.


Guru geografi adalah mereka yang berlatar belakang pendidikan berasal dari 
lembaga pendidikan yang secara yuridis formal memiliki kewenangan menghasilkan 
tenaga kependidikan, secara khusus pada mata pelajaran geografi. Mereka secara 
kualifikasi memiliki tugas menjadi tenaga pengajar pada jenjang pendidikan tertentu 
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, mereka 
memiliki kompetensi yang komprehensif, yakni dalam penguasaan bidang studi dan 
didaktik-metodik. 
Kompetensi yang dimiliki guru geografi sama dengan kompetensi guru 
lainnya, namun terdapat beberapa kompetensi khusus. Daldjoeni (1991: 115) 
mengemukakan lima kemampuan yang harus dimiliki oleh guru georgafi, sehingga 
dapat dibedakan dengan guru lainnya. Kelima kompetensi tersebut merupakan syarat 
untuk menjadi guru geografi yang ideal, yaitu: 

1) Mempunyai perhatian yang cukup banyak kepada permasalahan kemanusiaan 
2) Mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri faktor-faktor lokatif, polapola regional dan relasi keruangan yang terkandung oleh, ataupun tersembunyi di 
belakang gejala sosial. 
3) Mampu dan menyenangi kegiatan observasi secara mandiri di lapangan. 
4) Memiliki kemampuan mensintesakan data yang berasal dari berbagai sumber. 
5) Mampu membedakan serta memisahkan kausalitas yang sungguh, dari hal-hal 
yang sifatnya kebetulan belaka. 
Seorang guru geografi yang ideal memiliki kelima kompetensi tersebut dan 
akan terefleksikan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Tetapi jika Anda 
adalah guru geografi yang belum memilikinya tidak berarti bukan sebagai guru 
geografi, melainkan guru yang harus menambah dan mengembangkan 
kompetensinya. Mungkin guru yang termasuk ke dalam kategori terakhir ini bertanya, 
bagaimana caranya mendapatkan kompetensi tersebut sehingga dapat menjadi guru 
geografi yang ideal. 
Banyak cara yang dapat di lakukan guru untuk mendapatkan dan 
meningkatkan kompetensinya tersebut. Berikut ini merupakan sebagian dari cara 
untuk menjadi guru geografi yang ideal, yaitu: 
1) Jadikanlah kegiatan membaca sebagai kebutuhan karena dengan membaca 
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman akan bertambah. Membaca sebagai 
kebutuhan memang memerlukan proses panjang, tetapi bukan berarti tidak dapat 
dilakukan. Pada tahap permulaan, membaca harus dipaksakan, artinya alokasikan 
waktu untuk membaca. 
2) Bentuklah kelompok studi antar guru geografi, baik dalam satu sekolah maupun 
cakupan wilayah. Adakanlah pertemuan anggota kelompok, karena kelompok 
tersebut merupakan wahana bagi tukar pengetahuan, memecahkan permasalahan, 
dan diskusi.

3) Amatilah fenomena yang terdapat disekitar kemudian manfaatkan sebagai sumber 
belajar, karena dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitar akan 
menambah kecintaan siswa terhadap lingkungannya. 
4) Berkunjung ke instansi setempat untuk mendapatkan data yang dapat digunakan 
sebagai bahan pengayaan materi pembelajaran. 
5) Mengikuti seminar atau kegiatan ilmiah lainnya, baik yang diselenggarakan di 
tempat sendiri maupun luar daerah. 
6) Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 
7) Melakukan penelitian secara mandiri, artinya penelitian untuk memecahkan 
masalah pembelajaran yang dihadapi guru dan atas inisiatif serta biaya sendiri. 
Pada hakikatnya, pelajaran geografi membahas tentang geosfer yang terdiri 
atas lima aspek yaitu, atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Guru 
geografi yang memiliki wawasan geografi tidak memandang kelima aspek tersebut 
secara parsial, melainkan merupakan kesatuan yang terlingkupi oleh ruang atau 
tempat. Prinsip relasi dan interelasi, dependensi dan interdependensi, distribusi, dan 
dekripsi, menjadi karakteristik penyajian dan pembahasan materi geografi. 
Dengan demikian, guru geografi memiliki kontribusi dalam mengembangkan 
wawasan keruangan, persepsi relasi antar gejala, rasa keindahan, kecintaan tanah air, 
dan tumbuhkembangnya saling pengertian secara global. 
Sifat materi pelajaran geografi terbagi atas empat karakter yaitu, bersifat fisik, 
matematis, teknik, sosial dan budaya. Berdasarkan sifat materi pengajaran geografi 
tersebut, maka guru geografi memiliki tugas dalam membentuk kepribadian siswa, 
yakni: 
1) Siswa memahami bahwa persoalan sosial kompleks yang dapat disebabkan oleh 
perbedaan lingkungan atau kondisi alam atau relasi dalam ruang. 
2) Siswa memiliki pemahaman tentang realita sosial yang disebabkan oleh relasi 
antar ruang. Misalnya, proses migrasi penduduk dan persebaran penduduk. 
3) Siswa memiliki kepedulian lingkungan, baik lingkungan sosial maupun 
lingkungan alam, yang dapat mendorong kegiatan berpikir kritis. 

4) Siswa memahami ketersediaan dan daya dukung sumberdaya alam, yang dapat 
menumbuhkembangkan sikap selektifitas dalam bertindak dan memanfaatkannya. 
5) Siswa memahami keanekaragaman budaya dan disparitas tingkat sosial ekonomi 
masyarakat, yang dapat disebabkan oleh perbedaan sumberdaya alam. 
6) Siswa memiliki solidaritas dan emphati atas masalah yang dihadapi orang lain. 
7) Siswa memahami suatu peristiwa yang dapat disebabkan secara alamiah maupun 
manusia atau keduanya. 
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di dalam kelas dan luar kelas. Pada 
pembelajaran geografi, guru hendaknya menengok yang ada di luar kelas sebagai 
sumber belajar walaupun kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas. 
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan dapat dijadikan sebagai acuan 
bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaikni: 
1) Menciptakan iklim pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa melalui 
pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Misalnya yang 
paling mudah adalah memberikan contoh konkrit yang ada disekitar sekola. 
Dengan demikian, siswa mudah memahami materi pembelajaran dan mengurangi 
verbalisme atau materi yang bersifat teoritis dipadukan dengan realita. 
2) Pada umumnya, sajian materi geografi bersifat topikal. Hal ini dapat divariasikan 
dengan pendekatan atau metode yang berbeda supaya siswa tertarik dan aktif 
melakukan kegiatan belajar. Misalnya, metode pemecahan masalah yang dapat 
dilaksanakan secara kelompok, yang dapat mendorong siswa berpikir kritis 
analitis. Siswa atau setiap kelompok memiliki kesempatan untuk 
mengekspresikan kemampuannya dalam memecahkan masalah. 
3) Hadirkanlah peta supaya siswa mengetahui lokasi suatu tempat sehingga mudah 
memahami kedudukan lokasi tersebut dalam konteks site-situation. 
4) Mengatur pola interaksi pembelajaran supaya setiap siswa memiliki kesempatan 
berperan aktif . Selain itu, berikan tugas yang mudah tetapi prinsip untuk 
dikerjakan di kelas, dan tugas yang lebih kompleks dapat dikerjakan di luar jam 
pelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam memberi tugas adalah bahwa tugas 

tersebut dimaksudkan untuk menambah pengetahan dan keterampilan siswa atau 
supaya siswa lebih memahami materi pembelajaran. 
5) Gunakan sumber belajar yang lebih bervariatif dan lengkapi materi pembelajaran 
dengan data aktual untuk pembanding data lama yang tersaji dalam buku teks. 
6) Gunakanlah kaidah-kaidah menggunakan, membaca, dan analisis peta agar siswa 
memiliki kemampuan interpretasi peta. 
7) Gunalakanlah prinsip-prinsip geografi dalam membahas materi agar siswa 
memiliki pemahaman yang komprehensif tentang suatu fenomena geografis 
dalam ruang dan antar ruang atau antar gejala. 
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas memiliki keunggulan 
dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Siswa disuguhi materi 
pembelajaran yang sesungguhnya, artinya siswa dibawa pada realita untuk 
memadukan konsep-konsep dan teori yang mendasarinya. Dalam hal ini, guru dan 
siswa mengunjungi sumber belajar. 
Sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, sumber 
belajar dihadirkan, baik dalam bentuk gambar, model atau tiruan, maupun hanya 
memberikan contoh secara lisan. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar 
kelas dapat memberikan manfaat pengiring, yakni untuk mengoleksi media atau 
bahan pembelajaran. Misalnya, batuan, tanah, material gunungapi, dan lain-lain. 
Pada umumnya, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas 
memiliki penafsiran yang negatif. Artinya, muatan belajar terkalahkan oleh nuansa 
rekreasi dan siswa memandang bahwa kegiatan belajar di dalam kelas lebih formal 
dari pada di luar kelas. Selian itu, identik dengan pengeluaran biaya dan memelurkan 
waktu relatif lama (dibandingkan di dalam kelas). 
Dengan demikian, guru harus menanamkan kepercayaan pada siswa bahwa 
kegiatan pembelajaran di dalam dan di luar kelas memiliki keunggulan dan 
kelemahan. Untuk mendapatkan efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan di luar 
kelas agar mencapai hasil optimal, maka guru harus memperhatikan beberapa hal, di 
antaranya adalah: 

1) Manfaatkanlah sumber belajar yang ada di sekitar sekolah lebih diutamakan, 
sudah pasti harus berdasarkan identifikasi dan analisis kesesuaian dengan materi 
pembelajaran. 
2) Buatlah rencana program yang operasional agar kegiatan pembelajaran 
berlangsung lancar termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran secara jelas dan 
terukur. 
3) Buatlah panduan bagi siswa, baik berupa lembar kerja atau lembar observasi atau 
pedoman wawancara maupun peta lokasi. Peta lokasi dapat berfungsi sebagai 
pedoman di lapangan agar mengetahui medan (tempat) maupun peta tematik yang 
harus dilengkapi siswa. 
4) Buatlah tata tertib siswa di lapangan dan pemantauan atau bimbingan guru sangat 
diperlukan. 
5) Buatlah panduan penyusunan laporan dan kriteria penilaiannya, lebih baik laporan 
individual untuk mengetahui dan menilai kinerja belajar setiap siswa. 
6) Tetapkanlah waktu pengumpulan laporan agar semua siswa siap. Untuk itu, guru 
harus membuat kesepakatan dengan siswa tentang disiplin waktu dan tetapkan 
sanksi bagi siswa yang tidak disiplin. 
7) Tentukan cara atau prosedur penilaian hasil karya siswa (laporan). Salah satu cara 
penilaian yang dapat digunakan adalah penilaian sendiri oleh siswa (selfevaluation). Cara ini dapat meringankan tugas guru dan menanamankan kejujuran 
pada diri siswa, artinya penilaian secara objektif berdasarkan kriteria. 
8) Self-evaluation dapat dilakukan dengan cara pameran kelas, artinya setiap hasil 
karya siswa dipamerkan di kelas, mungkin ditempel didinding atau disimpan di 
atas meja. Kemudian seluruh siswa menjadi pengunjung pameran tersebut dan 
sekaligus menjadi penilai. 


Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh setiap 
guru. Untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru, maka kompetensi dasar 
tersebut harus dikembangkan. Terdapat beberapa pendapat tentang kompetensi dasar

yang harus dimiliki oleh guru. Namun demikian, pada dasarnya sama yang 
membedakan adalah dalam penjabarannya. 
Guru berperan sebagai pendidik dan pengajar. Terdapat empat kompetensi 
dasar bagi guru sebagai pendidik, yaitu: menguasai landasan kependidikan, psikologi 
pendidikan, falsafah pendidikan, dan memahami potensi dasar mental anak. 
Sedangkan guru sebagai pengajar harus memiliki 13 kompetensi dasar, yaitu: 
membuat program pembelajaran, menguasai materi dan menjelaskan, menguasai 
metode pembelajaran, menguasai media pembelajaran, memahami sumber belajar, 
menguasai strategi pembelajaran, menguasai interaksi pembelajaran, menguasai 
pengelolaan kelas, menciptakan iklim pembelajaran, memotivasi siswa, keterampilan 
membuka dan menutup peljaran, mengadakan variasi dan antusiasme, dan 
mengadakan penilaian. 
Pada hakikatnya, pelajaran geografi berkenaan dengan geosfer. Untuk itu, 
guru geografi harus menguasai dasar keilmuan geografi yang meliputi geografi fisik, 
geografi manusia, geografi teknik, dan geografi regional. Berdasarkan kajian tersebut, 
maka guru geografi harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan kegiatan 
pembelajaran di luar kelas.(studi lapanagn) dan kemampuan dalam menganalsisi 
fenomena geografis sebagai sumber belajar yang potensial. 
Di samping, kompetensi dasar sebagai pendidik dan pengajar. Terdapat 
beberapa alternatif bagi guru geografi untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran 
yang relevan dengan sifat materi pembelajaran geografi.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar