Defenisi & Terminologi Falak
Ilmu Falak (Astronomi) adalah Ilmu yang mempelajari tentang tata lintas benda-benda angkasa (terutama bulan, bumi dan matahari) secara sistematis dan ilmiah, demi kepentingan manusia. Ilmu ini terhitung sebagai cabang ilmu pengetahuan tertua, sebab ilmu ini ada semenjak jagad raya ini terbentuk. Kata 'falak' pluralnya 'aflak' bermakna orbit edarnya benda-benda angkasa (al madar yasbah fihi al jirm as samawy). Ibn Khaldun (w.808 H) mendefenisikan ilmu ini sebagai ilmu yang membahas tentang pergerakan bintang-bintang (planet-planet) yang tetap, bergerak dan gumpalan-gumpalan awan yang beterbangan.
Penamaan Ilmu Falak sangat beragam dalam khazanah turats sebelum dan sesudah Islam seiring dengan kadar kemampuan manusia dalam menerjemahkan fenomena angkasa raya. Dalam Islam, peran bangsa Yunani (Greek) agaknya tidak bisa dilepaskan, justeru istilah Astronomi yang telah mengakar tersebut berasal dari bahasa ini. Astro berarti Bintang, dan Nomia berarti Ilmu.
Secara alami, ilmu ini terus berkembang seiring perkembangan nalar manusia, sehingga membawa konsekuensi kepada berubahnya penamaan ilmu ini kepada berbagai macam penamaan meski obyeknya tetap sama. Diantara beragam penamaan tersebut yang banyak menghiasi buku-buku klasik antara lain; 'Ilm an Nujum, 'Ilm Hay'ah, 'Ilm Hay'ah al Aflak, 'Ilm Hay'ah al 'Alam, 'Ilm al Aflak, 'Ilm Shina'ah an Nujum, 'Ilm at Tanjim, 'Ilm Shina'ah at Tanjim, 'Ilm Ahkam an Nujum, dll.
Di abad pertengahan (± abad IX H) ilmu ini lebih dikenal dengan nama 'ilm al hay'ah atau 'ilm al hay'ah al aflak. Sementara itu penggunaan kata 'ilm al falak tidak begitu masyhur, pula tidak banyak beredar, meski kata ini tetap ada menghiasi buku-buku klasik dengan maksud dan tujuan yang sama. Antara lain, Ibn an-Nadim (w.388 H) dalam Al Fihrist-nya, ketika menjelaskan biografi Ya'qub bin Thariq menyebut kata ini (baca: falak/ilmu falak) sebagai cabang ilmu yang dimaksud. Kata 'falak', dengan makna 'edar' sebagai dimaksud dalam disiplin 'Ilmu Falak' banyak tertera dalam Al Qur'an, antara lain QS.Yasin ayat 40:
لا الشمس ينبغي لها أن تدرك القمر ولا الليل سابق النهار وكل فى فلك يسبحون
Carlo Nillino, Guru Besar Ilmu Falak Universitas Fu'ad Awwal (Jami'ah al Misriyyah) sekarang Jami'ah al Qahirah dan Universitas Pallermo Italia menyatakan; kata falak yang banyak beredar dalam Al Qur'an bukan berasal dari bahasa Arab, akan tetapi teradopsi dari bahasa Babilonia yaitu 'Pulukku' yang berarti 'edar'. Wallah a'lam
Perkembangan selanjutnya, ilmu falak terus berkembang dengan berbagai elaborasi dan akselerasi ilmiah hingga akhirnya ilmu ini dengan khas nama 'Ilmu Falak' mengakar diperadaban Islam sampai detik ini. Terlihat, diperguruan-perguruan tinggi, instansi-instansi pemerintah, organisasi keislaman muncul kajian-kajian dan mata kuliah Ilmu Falak dalam teori dan praktek. Secara lebih khusus, Ilmu Falak berperan secara detil dalam kepentingan umat Islam dalam empat hal, yaitu: [1]. Menentukan awal bulan Qamariyah, [2]. Menentukan jadwal shalat, [3]. Menentukan bayang (arah) kiblat, [4]. Menentukan kapan dan dimana terjadinya gerhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar